ANALISIS PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN KREATININ DARAH DENGAN DEPROTEINISASI DAN NONDEPROTEINISASI METODE JAFFE REACTION
Abstract
Di berbagai RS pemeriksaan cepat sangat diperlukan untuk efesiensi waktu. Cara nondeproteinisasi merupakan cara yang paling sering digunakan. Selain faktor ekonomis, cara nondeproteinisasi lebih mudah digunakan. Namun, kekurangan dari metode ini adalah beberapa protein tidak diendapkan sehingga dapat menyebabkan tinggi palsu pada kreatinin. Untuk itu perlu adanya penambahan zat yang dapat mengendapkan protein tersebut. Salah satu cara yang dapat digunakan yaitu cara deproteinisasi. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan perbedaan hasil pemeriksaan kreatinin darah dengan deproteinisasi dan nondeproteinisasi metode jaffe reaction. Jenis penelitian yang digunakan adalah Observasi analitik study komparatif. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 15 penderita gagal ginjal di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar pada tanggal 3 April sampai 9 April 2017. Hasil pemeriksaan kreatinin darah metode jaffe reaction didapatkan nilai tertinggi cara deproteinisasi 20 mg/dl dan nilai terendah 4,8 mg/dl, nilai rata-ratanya 9.793 mg/dl dan standar deviasi sebesar 3.7003 mg/dl sedangkan cara nondeproteinisasi didapatkan nilai tertinggi 20.3 mg/dl dan nilai terendah 5.7 mg/dl, nilai rata-ratanya 10.453 mg/dl dan standar deviasi sebesar 3.5689 mg/dl. Setelah dilakukan uji T dua sampel berpasangan didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa T hitung<T tabel (0.497<1.753) hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua cara tersebut.
Kata Kunci: Kreatinin Darah, Deproteinisasi, Nondeproteinisasi, Metode Jaffe ReactionFull Text:
PDFReferences
Adrian, 2015. Faktor-faktor Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Ruang Hemodialisa RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo, http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/view/11306, diakses 18 januari 2017
Ahmed N, 2011. Clinical Biochemistry.New York: Oxford University Press, http://www.sciencedirect.com/science/journal/00099120/47, diakses 9 Februari 2017
Alam S dan Hadibroto I, 2007. Gagal Ginjal. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Alfonso, 2016, Gambaran kadar kreatinin serum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialysis, http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/10862/10450 ., diakses 7 Januari 2017
Annino, Joseph S. 2008. Clinical chemistry principles and procedures. Edisi 3 Boston: Little, Brown and Company.http://www.jpharmsci.org/article/S0095-9553%2815%2936366-6/pdf, diakses 9 Februari 2017
Anonim, 2017. Laboratorium Patologi Klinik Analis Kesehatan Makassar
Ariani S, 2016. Stop Gagal Ginjal dan Gangguan-gangguan Ginjal Lainnya. Yogyakarta : Istana Media
Baradero M, Dayrit M.W dan Siswadi Y, 2009, Klien Gangguan Ginjal Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Davey Patrick, 2005.At a Glance medicine.Jakarta : Erlangga
Delanghe, Joris R. and Marijn Speeckaert (2011).Nephrology Dialysis Transplantation Plus.https://academic.oup.com/ckj/article/4/2/83/329539/Creatinine-determination-according-to-Jaffe-what. Diakses 9 Februari 2017
Hardjoeno H, 2007. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. Makassar : Universitas Hasanuddin (LEPHAS)
Indriasari D, 2009. 100% Sembuh Tanpa Dokter. Yogyakarta: Pustaka Grahatama
Kamus Kesehatan, 2016, Arti Kreatinin. http://kamuskesehatan.com/arti/kreatinin/ , diakses 3 januari 2017
Kus W, 2010, perbandingan Hasil Pemeriksaan Kreatinin Darah Metode Jaffe Reaction Cara Deproteinisasi dan Nondeproteinisasi. http://digilib.unimus.ac.id, diakses 10 Juni 2017
Murray dan Robert K, 2009. Biokimia Herper. Jakarta : EGC
Nurachmah E dan Angraini R, 2010.Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi.Jakarta : Salemba Medika
Panil Z, 2008. Memahami Teori dan Praktek Biokimia Dasar Medis.Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Pearce E.C, 2006, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Pratama A, Moeis E.S dan Mandang V, 2014. Hubungan Produk Ca x dengan Kadar C-Terminal Cross Linking Telopeptide Type 1 Collagen pada Subjek Penyakit Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisa Rutin, Jurnal e-clinic (eCl), Volume 2, Nomor 3, November 2014. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/5744/5277. diakses 10 Januari 2017
Price S.A dan Wilson L.M, 2014, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : Kedokteran EGC
Sloane Ethel, 2012. Anatomi dan Fisiologi.Jakarta : Buku Kedokteran (EGC)
Sukandar E, 1997. Nefropati Diabetik In Nefropati Klinik. Bandung : ITB
Sulistyowati I, 2011.Implementasi Sistem Pakar Berbasis Web Untuk Mendiagnosis Penyakit Dalam Pada Manusia. http://publikasi.dinus.ac.id/index.php/semantik/article/view/113/70, diakses 18 januari 2017
Soewoto H, Sadikin M, Kurniati V, Inawati SW, Retno DG, Abadi P, Prijayanti AR, Harahap IP dan Widia SA, 2001, Biokimia Eksperim en Laboratorium. Jakarta : Widya Medika
Suandi, 2000. Diit Pada Anak Sakit. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Syaifuddin, 2009. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta :Salemba Medika
Tarwoto dan Wartonah, 2008. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta Timur : Trans Info Media
Underwood, 2000.Patologi Umum dan Sistematik.Jakarta : Buku kedokteran (EGC)
Wikipedia, 2016, kreatinin. https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Creatinine-tautomerism-2D-skeletal.png, diakses 3 Januari 2017
Wikipedia, 2016, Struktur Ginjal. https://id.wikipedia.org/wiki/Ginjal, diakses 14 Januari 2017
DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v1i1.120
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Published By : Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar
Office : Jl. Wijaya Kusuma Raya No. 52 Banta-Bantaeng, Makassar, South Sulawesi, 90222 View on Google Maps
Email : mediaanalis@poltekkes-mks.ac.id
media analis kesehatan indexed by :
Protected By
Media Reference Manager
View My Stats