KARAKTERISTIK HASIL PEMERIKSAAN KREATININ SERUM PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DITINJAU DARI HASIL PEMERIKSAAN HbA1c

Yaumil Fachni Tandjungbulu, Nuradi Nuradi, Mawar Mawar, Muhammad Yusril, Alfin Resya Virgiawan, Zulfikar Ali Hasan

Abstract


Penderita diabetes melitus (DM) dengan kontrol glikemik yang buruk berisiko mengalami komplikasi DM salah satunya nefropati diabetik. Penegakan diagnosa nefropati diabetik dilakukan pemeriksaan kreatinin serum dan untuk melihat kontrol glikemik dilakukan pemeriksaan HbA1c. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik hasil pemeriksaan kreatinin serum pada penderita DM ditinjau dari hasil pemeriksaan HbA1c. Desain dalam penelitian ini menggunakan cross section, jumlah sampel sebanyak 71 sampel yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Pengumpulan dan pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Universitas Hasanuddin (RSPTN-UH) Makassar selama bulan Mei sampai Juni 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pemeriksaan HbA1c diperoleh untuk kategori tidak terkontrol sebanyak 63 orang (88.7%) dan kategori terkontrol diperoleh hanya 8 orang (11.3%). Hasil pemeriksaan kreatinin serum diperoleh dalam batas normal sebanyak 34 orang (47.9%), menurun 25 orang (35.2%), dan meningkat 12 orang (16.9%). Kemudian hasil penelitian diolah menggunakan uji statistik chi square untuk melihat hubungan dari setiap variabel. Terdapat hubungan yang signifikan antara hasil pemeriksaan kreatinin serum terhadap jenis kelamin pada penderita DM dengan nilai p=0.000 (p<0.05), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hasil pemeriksaan kreatinin serum terhadap klasifikasi umur pada penderita DM dengan nilai p=0.464 (p>0.05), dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hasil pemeriksaan kreatinin serum pada penderita DM ditinjau dari hasil pemeriksaan HbA1c dengan nilai p=0.387 (p>0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kreatinin serum tidak dapat menjadi biomarker utama untuk melihat adanya nefropati diabetik pada penderita DM, perlu ditambahkan biomarker lain seperti pemeriksaan mikroalbumin, protein urin, laju filtrasi glomerulus (LFG), dan blood urea nitrogen (BUN) untuk penetapan nefropati diabetik pada penderita DM.

References


Alfonso A.A., Arthur E.M, & Maya, F.M 2016. Gambaran kadar kreatinin serum pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialis. Jurnal e-Biomedik(eBm). 4 (1) 178 – 183.

American Diabetes Association (ADA), 2011.Diagnosisand Classification of Diabetes Mellitus. Diakses pada 12 Januari 2014 dari: www.care.diabetesjournals.org/content/34/Supplement_1/S62.full

David L, cecilia L, Simon C, Lurence K, Diabetes : clinican’s desk

refrence. London: Mnson publishing Ltd; 2020

Dional Setiawan, H. H. S. A. D. P., 2018. Biomarkers Acute Kidney Injury (AKI) pada sepsis. Jurnal Kesehatan Andalas, pp. 6-8.

Eko Sudarmono Dahad Prihanto, Andri W Johan Imbar, Fitriani Giringan.

‘Pengendalian Diabetes Mellitus Dan Hubungannya

Dengan Kejadian Mikroalbuminuria. Universitas Khairun,

Maluku Utara, Indonesia.

Emy Oktaviani, Lusi Indriani, Emma Nillafita Putri Kusuma, Futriani.

‘ Kontrol Glikemik Dan Profil Serum Kreatinin Pada

Penderita DM Tipe 2 Dengan Gagal Ginjal Kronik. Program

Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Pakuan.

Fadma yuliani, F. O. D. I., 2013. Hubungan Berbagai Faktor Risiko Terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal fakultas kedokteran Universitas Andalas, pp. 37-40.

Fatimah Restyana N, 2015. Diabetes Mellitus Tipe 2. J Majority.

Guyton A.C, Hall J.E, 2014. Buku ajar fisiologi kedokteran (terjemahan). 12th e. setiawan I, editor. Jakarta: Saunder Elvier.

Han W, 2008. Biomarkers for Early Detection of Acute Kidney Injury. Nephrol Rounds 6(4):1-6. Diakses 16 april 2022.

International Diabetes Federation (IDF). International Diabetic Federation Diabetic Atlas 10th edition. IDF; 2021.

Miki, A. Hashimoto, Y. Matsumoto, S.

Ushigome, E. Fukuda, T. Sennmaru, T.

et al. Protein intake, especially vegetable

protein intake, is associated with higher

skeletal muscle mass in elderly patients

with type 2 diabetes. Journal of Diabetes

Research. 2017;1-7.

Nabil. (2009). Mengenal Diabetes. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Notoatmodjo . 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Padma, W. S., Arjani, S. dan Jirna, I. N. 2017. ‘Gambaran Kadar Kreatinin Serum Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.’ Karya Tulis: Poltekkes Denpasar, 5(6), Pp. 107–117.

PERKENI. (2006). Konsensus Pencegahan dan Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 diIndonesia 2006. Dikutip dari http://www.perkeni.net/index.php?page=home

PERKENI. (2015). Pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di indonesia 2015.

Putri Nur Cahyani, Atik Martiningsih, Budi Setiawan. 2021. ‘ Tingkat HbA1c Dengan Tingkat Kreatinin Pada Pasien Dengan Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurusan Analis Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. PUINOVAKESMAS Vol.1, No.2, pp 84-93.

Putri, R. I., 2015. Faktor determinan nefropati diabetik pada penderita diabetes melitus di RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya.. jurnal berkala epidemiologi, 3(1), pp. 109-121.

Reinhard M EE, Randers E, 2009. Biological Variation of Cystatin C and Creatinine. Scand J Clin Lab Invest 69(8):831-6. Diakses 15 april 2022.

Ridha Wahyuni, A. M. E. M., 2019. Hubungan pola makan terhadap kadar gula darah penderita diabetes melitus. Jurnal medika karya ilmiah kesehatan, 4(2654-945X), pp. 3-4.

Riskesdas, R. K. D., 2018. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan kementerian RI. [Online] Available at: http://www.depkes.go.id

[Accessed 12 5 2022].

Rokim, M. A., 2020. Pengaruh Kadar Hba1c Darah dengan Kadar Kreatinin Plasma pada Pasien Diabetes Melitus di Klinik Bandar Lor Kota Kediri. jurnasl sintesis, 1(1), pp. 1-8.

Santi Damayanti, C. D. N. 2. W. W., 2020. hubungan usia, jenis kelamin, dan kadar gula darah sewaktu dengan kadar kreatinin serum pada pasien diabetes mellitus di RSUD prambanan sleman yogyakarta. publikasi ilmiah UMS, Volume 28, pp. 4-5.

Tangkelangi, M., 2017. Kidney Injury Molecule-1 (KIM-1) Sebagai Biomarker Dini Nefropati Diabetik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Info Kesehatan, Volume 15, pp. 367-379.

Tyas pertiwi armaningrum, T. B., 2022. Kadar Kreatinin Serum pada Pasien Rawat Inap yang Didiagnosis Diabetes Melitus Tipe 2. jurnal laboratorium medis E-ISSN 2685-8495, 04(01), pp. 7-15.

Utomo, M., Wungouw, H., & Marunduh, S., 2015. Kadar HbA1c pada Pasien Diabetes

Melitus Tipe 2 di Puskesmas Bahu Kecamatan Malayang Manado. Jurnal e-

Biomedik. 3:1

Verdiansah, 2016. Pemeriksaan Fungsi Ginjal. CKD-237 volume 43 nomor 2 tahun 2016. Diunduh pada 3 Maret 2022.

World Health Organization. Global Report on Diabetes. Isbn [Internet]. 2016;978:88.http://www.who.int/about/licensing/nhttp://apps.who.int/iris/bitstream/10665/204871/1/9789241565257_eng.pd

Zulfian, i. a. r. i. m. y., 2020. korelasi antara nilai HbA1c dengan kadar kreatinin pada pasien diabetes mellitus tipe 2. jurnal ilmiah kesehatan sandi husada, 11(1), pp. 278-283.




DOI: https://doi.org/10.32382/mak.v13i2.3019

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Published By : Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar

Office : Jl. Wijaya Kusuma Raya No. 52 Banta-Bantaeng, Makassar, South Sulawesi, 90222  View on Google Maps

Email  :  mediaanalis@poltekkes-mks.ac.id

media analis kesehatan indexed by :

    

Protected By                             

                  

Media Reference Manager

 

 

Flag Counter

View My Stats