EFEKTIVITAS PEMBERIAN BISKUIT TEPUNG LABU KUNING DAN TEPUNG TEMPE TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN PADA BALITA GIZI KURANG DI PUSKESMAS PUNTI KAYU PALEMBANG
Abstract
Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau tidak seimbang zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Gizi kurang banyak terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun, terutama di negaranegara berkembang. Keadaan gizi kurang pada balita akan menghambat peningkatan sumber daya manusia karena keadaan tersebut dapat mengakibatkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan serta meningkatkan angka kesakitan dan kematian. Prevalensi Gizi Kurang (Underweight) di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 sebesar 13,8%, di Sumatera Selatan sebesar 12,31% dan di Kota Palembang sebesar 12,36%.
Tujuan penelitian adalah diketahui pengaruh pemberian biskuit tepung labu kuning dan tepung tempe terhadap perubahan berat badan pada balita gizi kurang di Puskesmas Punti Kayu Palembang. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment (Eksperimen semu) dengan desain penelitian pretest posttest control group design. Uji statistik yang digunakan adalah uji t-dependent dan uji t-independent yang dianalisis secara univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar sampel berjenis kelamin laki-laki (51,67%) dengan usia 12-36 bulan (66,67%). Rata-rata berat badan pada kelompok perlakuan sebelum intervensi adalah 9,73 kg dan setelah intervensi menjadi 10,36 kg dengan selisih perubahan berat badan sebesar 0,595 kg. Sedangkan rata-rata berat badan pada kelompok pembanding sebelum intervensi 9,45 kg dan setelah intervensi menjadi 9,59 kg dengan selisih perubahan berat badan sebesar 0,283 kg. Hasil uji statistik (t-independent) didapatkan p value 0,000 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian biskuit tepung labu kuning dan tepung tempe terhadap perubahan berat badan pada balita gizi kurang di Puskesmas Punti Kayu Palembang. Dari hasil penelitian disarankan kepada orang tua balita untuk membuat makanan tambahan dari bahan pangan lokal yaitu biskuit tepung labu kuning dan tepung tempe.
Kata kunci : gizi kurang, berat badan, biskuit tepung labu kuning dan tepung tempe
Full Text:
Full Article PDFReferences
Bardosono, S. 2012. Prevalensi anak beresiko wasting dan faktor-faktor yang berhubungan: Studi Cross Sectional Pada Anak usia 3-9 tahun di Pesantren Tapak Sunan Tahun 2011. Available at: http://lib.ui,ac.id/naskahringkas/2016-06/S-PDF Abdulla%20Emir%20Pramudya
Diniyyah, S. R., & Nindya, T. S. (2017). Asupan Energi, Protein dan Lemak dengan Kejadian Gizi Kurang pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Suci, Gresik. Amerta Nutrition, 1(4), 341. https://doi.org/10.20473/amnt.v1i4.7139
Dinkes Kota Palembang (2020). Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2020. Kota Palembang: Dinkes Kota Palembang. (E-Book). Available at: https://dinkes.palembang.go.id.
Irwan, Mery T, Sunarto Kadir, L. A. (2020). Efektivitas Pemberian PMT Modif Berbasis Kearifan Lokal Terhadap Status Gizi Balita Gizi Kurang dan Stunting. Journal Health And Science, 4, 59–67.
Iskandar, I. (2017). Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Modifikasi Terhadap Status Gizi Balita. AcTion: Aceh Nutrition Journal, 2(2), 120. https://doi.org/10.30867/action.v2i2.65
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang (Bantuan Operasional Kesehatan). Ditjen Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak Kementerian Kesehatan RI, 1–48.
Lestari, N.D. 2015. Analisis Determinan Status Gizi Balita di Yogyakarta. Jurnal Kedokteran. 2015. Vol. 15 No. 1: 22 - 29, Januari 2015. Available at : https://journal.umy.ac.id/index.php/mm/article/view/2490 (diakses Juni 2021)
Herawati Netti., et al. (2013). Prosiding Seminar Nasional 2013, Pekanbaru. November, 309–317.
Matrins, V. J. B., Toledo Florêncio, T. M. M., Grillo, L. P., Franco, M. do C. P., Martins, P. A., Clemente, A. P. G., Santos, C. D. L., Vieria, M. de F. A., & Sawaya, A. L. (2011). Long-lasting effects of undernutrition. International Journal of Environmental Research and Public Health, 8(6), 1817–1846. https://doi.org/10.3390/ijerph8061817
Oktovina, R., Wirjatmadi, B., & Adriani, M. (2015). Pengaruh pemberian makanan tambahan biskuit dan bolu tepung tempe terhadap peningkatan berat badan dan tinggi badan pada balita gizi kurang. Jurnal “Ilmiah Kedokteran,” 4(September), 16–24.
Rahim, F. K. (2014). Faktor Risiko Underweight Balita Umur 7-59 Bulan. Kemas, 9(2), 115–121. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas
Riskesdas, K. (2018). Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). Journal of Physics A: Mathematical and Theoretical, 44(8), 1–200. https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201
Shah, Rajiv et al. 2012. State of the World’s Mothers. (2012). Nutrition in the First 1 , 000 Days.
Nelista, Y. and Fembi, P.N., 2021. Pengaruh pemberian makanan tambahan pemulihan berbahan dasar lokal terhadap perubahan berat badan balita gizi kurang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(2), pp.1228-1234. Availableat:https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/prepotif/article/view/2426.
Widya, F. C., Anjani, G., & Syauqy, A. (2019). Analisis Kadar Protein, Asam Amino, Dan Daya Terima Pemberian Makanan Tambahan (Pmt) Pemulihan Berbasis Labu Kuning (Cucurbita Moschata) Untuk Batita Gizi Kurang. Journal of Nutrition College, 8(4), 207–218. https://doi.org/10.14710/jnc.v8i4.25834
DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v17i2.2802
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Andini Putri Pertiwi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Published By : Poltekkes Kemenkes Makassar
Office : Jl. Wijaya Kusuma Raya No. 46 Banta-Bantaeng, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
Email : mediakesehatan@poltekkes-mks.ac.id
Media Kesehatan indexed by :
Protected By |
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.