UPAYA KELUARGA DALAM PENCEGAHAN PENULARAN ISPA DAN PERAWATANNYA PADA BALITA DI MASYARAKAT PESISIR KEL. BAROMBONG KEC. TAMALATE KOTA MAKASSAR

Simunati Simunati, St. Rahmatiah, Abd. Hady J, Hariani Hariani, Rahman Rahman, Subriah Subriah, Maryati Tombokan

Abstract


ISPA yang dapat menimbulkan kekhawatiran harus dikenali dan dilaporkan sedini mungkin. Pasien yang terinfeksi harus diberi perawatan dan pelayanan yang sesuai dan langkah pencegahan dan pengendalian infeksi harus segera dilakukan untuk mengurangi penularan lebih lanjut penyakit tersebut.(WHO,2008).  Menurut WHO (2012), ISPA merupakan penyebab 2/3 kematian balita diseluruh dunia. Selain itu, WHO juga menyatakan jika kejadian ISPA lebih banyak terjadi di negara berkembang dari pada di Negara maju.

Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit ini cukuplah tinggi terutama pada anak-anak dan balita (Solomon et al., 2018). Penyakit gangguan pernafasan merupakan salah satu penyebab utama kematian pada balita diperkirakan mencapai 16%. Pada tahun 2015 angka kematian yang diakibatkan oleh gangguan pernafasan sebanyak 920.136 jiwa, kejadian ini paling banyak terjadi di kawasan Asia Selatan dan Afrika (WHO, 2016).

Data Dinas Kesehatan  Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2018 jumlah penderita penyakit ISPA  sebanyak 9.299 jiwa.Laporan Dinas kesehatan Kota makassaryang bersumber dari bidang Pengendalian penyakit dan Penyehatan Lingkungan  (P2PL), menunjukkanbahwa penyakit ISPA  menjadi penyakit utama nomor 1 di Kota Makassar pada tahun 2016 sebanyak 44.819 kasus. (Dinas Kesehatan Sul-Sel, 2018).

Target Capaian yaitu dengan adanya penyuluhan yang dilberikan  pada peserta  maka target yang ingin dicapai sebagai berikut: Meningkatkan  pengetahuan tentang pencegahan penularan ISPA, Meningkatakan  pengetahaun cara perawatan ISPA dan Meningkatkan keterampilan  dalam perawatan ISPA dan luaran yang diharapkan adalah menghasilkan modul yang dapat digunakan  kader dan masyarakat dalam melakukan pencegahan penularan dan perawatan ISPA dan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam melakukan pencegahan dan perawatan ISPA pada Balita.

Hasilnya adalah pada saat tim pengabmas melakukan evaluasi kegiatan peserta pelatihan baik peserta pelatihan maupun peserta penyuluhan dan hasil yang didapatkan yaitu  peserta  sangat trampil dalam menolong anak yang menderita ISPA. Dengan adanya pengetahuan dimiliki oleh ibu-ibu maka memepengaruhi prilaku ibu dalam memberikan pertolongan kepada anaknya uang menderita ISPA, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hafas,(2014) yaitu ada hubungan antara pengetahuan dengan upaya pencegahan ISPA pada ibu yang mempunyai balita di wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh,

Kesimpulannya adalah 1. Telah tarjadi  peningkatan pengetahuan tentang pencegahan penularan ISPA, 2 Telah terjadi peningkatan pengetahaun cara perawatan ISPA dan 3. Telah terjadi peningkatan perawatan / keterampilan  dalam perawatan ISPA

 

Kata Kunci: Perawatan ISPA, Balita


Full Text:

Full Article PDF

References


Annisia Fitria lidia, 2018, Pengetahuan keluarga dengan prilaku Pencegahan ISPA,Prodi S1 Ekstensi Fak. Ilmu Keperawatan Departemen keperawatan Komunitas Universitas Indonesia

Dessy Irfi Jayanti dkk 2017, Pengaruh Lingkungan rumah terhadap ISPA Balita di wilayah kerja Puskesmas Tanjjung halobau kab. Labuan batu, Jurnal, FKM USU.

Deny Martha Hardita, 2014, Brainstorming dalam pencegahan Infeksi Saluran nafas oleh Ibu, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga,Surabaya

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2018. Profile Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.

Direktorat jenderal pengendalian penyakit, 2011, Penyakit Infeksi saluran Pernafasan Akut.

Fitri, 2013, Upaya keluarga dalam pencegahan ISPA pada balita. Jurnal Unsyiah.

Hafas, 2014, Hubugan Pengetahuan dan Upaya pencegahan ISPA pada Ibu yang mempunyai Balkita diwilayah kerja Puskesmas Kecamatan Uleekareng Banda aceh tahun 2013, Banda Aceh; ETD Unsyaih, Fakultas keperawatan Universitas Syiah Kuala.

I Gusti Agung Putu Manhendrayasa, Farapti, 2018, Hubungan antara kondisi fisik rumah dengan kejadia ISPA pada Balita di Surabaya, FKM Unair

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012, Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi saluran pernafasan, Jakarta, Departemen kesehatann Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012, Pedoman PemberantasanPenyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akutuntuk penanggulangan Penumonia Balita, Jakarta, Departemen kesehatann Republik Indonesia.

Masriadi,H,2014, Epidemiologi Penyakit menular, Depok, Rajawali Pers.

M. Ricko Gunawan dkk, 2020, Pendidikan kesehatan ISPA di Posyandu Anggrek gang Mawar Kemiling Bandar lampung.

Upik Pebrianti dkk, 2016, Hubungan tingkat Pengetahuan tentang ISPA dengan Prilaku pencegahan Pada balita di Wilayah kerja Puskesmas Pasa Ambon Bandar lampung.

Solomon,2018,Prevalence and risk factor of acute respiratory infection among under fives in rury communitiesof ekiti State, Nigeria.

WHO,2008, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di fasilitas kesehatan, Pedoman Tugas.

Yuhendri Putra, Sekar Sri, 2019, Faktor penyebab kejadian ISPA, Jurnal Stikes Prima Nusantara Bukittinggi




DOI: https://doi.org/10.32382/mirk.v3i1.2760

Refbacks

  • There are currently no refbacks.