Pemanfaatan Teh Putih Dalam Menaikkan Ph Saliva Pada Masyarakat Di Kelurahan Bantabantaeng Kecamatan Rappocini Makassar
Abstract
Karies gigi merupakan demineralisasi jaringan keras gigi yang terjadi secara multifaktor. Multifaktor penyebab karies antara lain interaksi antara gigi dan saliva sebagai host, bakteri normal dalam rongga mulut (agent), makanan terutama karbohidrat yang mudah difermentasikan menjadi asam melalui proses glikolisis (environment), serta dalam jangka waktu lama (time). Asam yang terbentuk pada proses glikolisis dapat menurunkan pH saliva, pH plak, dan pH cairan sekitar gigi sehingga terjadi demineralisasi gigi (karies gigi) Demineralisasi terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan suasana rongga mulut yang dapat terdeteksi melalui pemeriksaan parameter saliva. Adapun tujuan kegiatan tersebut adalah untuk Untuk menmberikan edukasi tentang cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dan praktek pembuatan obat kumur dari seduhan the putih Kegiatan ini dilaksanakan pada masyarakat di kel Bantabantaeng Kec Rappocini Makassar dengan jumblah 10 orang dengan metode. pemberian penyuluhan tentang cara pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut serta cara pemanfaatan teh putih sebagai obat kumur alami untuk pengobatan karies dan praktek pembuatan obat kumur dari seduhan teh putih
Hasil kegiatan setelah penyuluhan ada peningkatan pengetahuan tentang cara memelihara kesehatan gigi dan mulut dan memahami cara pembuatan teh putih sebagai obat kumur.
Full Text:
Full Article PDFReferences
Alamsyah, A.N., 2006 Taklukkan Penyakit Dengan Teh Hijau. Jakarta. Agromedia Pustaka Amaliah Nida, dkk. 2010. Perbandingan Efektivitas Berkumur LarutanTeh Putih (Camelia
Sinensis L.) Sedu Konsentrasi 100% dengan 50% Dalam Meningkatkan pH Saliva. Banjarmasin.
Awadalla, H.I., Rab,M.H.Bassuoni, M.W., Fayed, M.T. Abbas, M.O.2011. APilot Study of the Role of Green Tea Use on Oral Health. international Journal Of Dental Hygiene
Aqila, Larasati. 2015. Manfaat Kesehatan Teh Putih. http://hikmat.web.id/kesehatan/manfaat- kesehatan-teh-putih/. Diakses pada 1 FebruarI 2016
Bambang E.T., dan Juniaty, T., 2012. Mengenal 4 Macam Jenis Teh, Diakses pada 29 Januai 2016 Ghani, Mohammad A. 2002. Dasar-dasar Budi Daya Teh Buku Pintar Mandor. Jakarta:
Penebar Swadaya
Hendry, 2010, Januari 24 Last Update, Populasi dan Sampel [Homepage of Henry], [Online].
Available http://teoriline.wodpress.com/2010/01/24/populasi-dan-sampel/ Herawati, W.D. 2013. Teknik Budidaya Tanaman Teh. Jogjakarta: Trans Idea Publishing
Hervina. 2014. Ekstrak Teh Hijau Yang Dikumur Selama Tiga Menit Lebih Meningkatkan Sekresi, Ph Dan Kadar Bikarbonat Saliva Dibanding Satu Menit Dan Dua Menit. Penelitian Pendahuluan. Denpasar.
Hilyatuzzarroh,2006. Korelasi Kadar Tanin Pada Produk Teh Komersial Dengan Aktifitasnya Sebagai Senyawa Antibakteri EPEC K1-1. Institut Pertanian Bogor
Ningrum, E. Kristin., Murtie, 2013. Tumbuhan Sakti Basmi Berbagai Penyakit. Jakarta: Niaga Swadaya
Nirmaladewi, Alphina., Handajani J., Tandelilin. 2005. Status Saliva dan Gingivitis Pada Penderita Gingivitis Setelah Kumur Epidallocatechin (EGCG) Dari Ekstrak Teh Hijau (Camrllia sinensis). Jurnal Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada: Hal 1-2
Somantri, R & Tanti. 2011. Kisah dan Khasiat Teh. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama Suryadinata, A. 2012. Kadar Bikarbonat Penderita Karies dan Bebas Karies. Sainstis
Syah, Andi N.A. 2006. Taklukkan Penyakit Dengan Teh Hijau. Jakarta: Agro Media Pustaka Tim Dapur Anggrek. 2009. 29 Resep Teh Nikmat. Yogyakarta: Great
Winarti, Sri. 2006. Minuman Kesehatan. Surabaya: Trubus Agrisarana Publisher
DOI: https://doi.org/10.32382/mirk.v3i2.2885
Refbacks
- There are currently no refbacks.