KEJADIAN BBLR DAN ISPA PADA BATITA 12-36 BULAN DENGAN KEJADIAN STUNTING DI PUSKESMAS MAROS BARU

Risnawati Risnawati Risnawati, Hikmawati Mas'ud, Hendrayati Hendrayati

Abstract


ABSTRACT

       One of the nutritional problems that have a high prevalence in Indonesia is stunting. Stunting is a form of linear growth problem in children. The factors causing stunting in toddlers include low birth weight and ISPA. The prevalence of stunting in Indonesia in 2010 was 35.6%, 37.2% in 2013, and 30.8% in 2018. The purpose of this study is to determine the relationship between the incidence of low birth weight and ISPA in toddlers 12-36 months with the incidence of stunting in the working area of the Maros Baru health center. The type of research used is analytic observational using a cross-sectional study design. This research was conducted in the working area of Puskaesmas Maros Baru in June 2021. The sampling technique in this study was purposive sampling with a total sample of 80 samples. Determination of stunting is done by measuring the child's height or body length using a microtome and length board. The data were analyzed by Chi-square using SPSS. The results of this study were from 80 samples. There were 36% of under-fives with a low birth weight with stunted nutritional status and 34% under-fives suffering from ISPA with stunted nutritional status. Based on statistical tests, there was a significant relationship between low birth weight and stunting (p= 0.04) and ISPA with stunting (p=0.01). This study concludes that there is a significant relationship between low birth weight and ISPA in toddlers aged 12-36 months with the incidence of stunting in the working area of the Maros Baru Health Center.

Keywords: BBLR, ISPA Disease, Stunting

  

 

ABSTRAK

 

      Salah satu masalah gizi yang memiliki prevalensi tinggi di Indonesia adalah stunting. Stunting merupakan salah satu bentuk masalah pertumbuhan linear pada anak, faktor penyebab terjadinya stunting pada balita diantaranya yaitu berat badan lahir rendah dan penyakit ISPA. prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 35,6%, 37,2% pada tahun 2013, dan 30,8% pada tahun 2018. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan kejadian berat badan lahir rendah dan ISPA pada batita 12-36 bulan dengan kejadian stunting di wilayah kerja puskemas Maros Baru. Jenis penelitian yang digunakan yaitu observasional analitik dengan menggunakan desain cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskaesmas Maros Baru pada bulan Juni 2021. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling  dengan jumlah sampel yaitu 80 sampel. Penentuan stunting dilakukan dengan pengukuran tinggi badan atau panjang badan anak dengan menggunakan microtoise dan length board. Data dianalisis dengan Chi-square menggunakan SPSS. Hasil dalam penelitian ini yaitu dari 80 sampel terdapat 36% balita yang berat badan lahir rendah dengan status gizi stunting dan 34% balita yang menderita ISPA dengan status gizi stunting. Berdasarkan uji statistik terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan lahir rendah dengan stunting p= 0.04 dan penyakit ISPA dengan stunting p=0.01. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan yang signifikan antara berat badan lahir rendah dan ISPA pada batita usia 12-36 bulan dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Maros Baru.

 

Kata Kunci: BBLR, Penyakit ISPA, Stunting 


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.32382/mgp.v28i2.2343

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2021 Media Gizi Pangan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.

Published By : Poltekkes Kemenkes Makassar Jurusan Gizi

Office : Jl. Paccerakkang KM. 14 Daya, Makassar, South Sulawesi, 90242  View on Google Maps

Email  :  mediagizipangan@poltekkes-mks.ac.id

 

INDEXING

    

Flag Counter View My Stats