ANALISIS FAKTOR DEMOGRAFI DAN ERGONOMI TERHADAP KEJADIAN GEJALA FISIK SICK BUILDING SYNDROM (SBS) PADAPEGAWAI GEDUNG REKTORAT UMI KOTA MAKASSAR
Abstract
Environmental Protection Agency (EPA) tahun 1991 mengatakan sindrom ini timbul berkaitan dengan waktu yang dihabiskan seseorang dalam sebuah bangunan, namun gejalanya tidak spesifik dan penyebabnya tidak bisa dindetikasi. Sick Building Syndrome adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keluhan ketidaknyamanan seperti pusing, mual, dermatitis, iritasi saluran tenggorakan, hidung, mata, dan saluran pernapasan, batuk, sulit konsentrasi, mual terhadap bau-bau, sakit/pegal otot-otot dan letih (Nasri, dkk, 1998). Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor Demografi (umur, jenis kelamin, masa kerja, merokok, kondisi psikososial) dan Ergomi terhadap gejala fisik kejadian Sick Building Syndrome pada Gedung Rektorat Umi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik, dengan menggunakan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai di Gedung Rektorat Umi Kota Makassar berjumlah 113 pegawai. Hasil penelitian yaitu dari keenam variabel umur, jenis kelamin, masa kerja, merokok, kondisi psikososial, dan ergonomi yaitu vaiabel jenis kelamin dan ergomi yang artinya memiliki hubungan yang bermakna dengan keluhan Sick Building Syndrom. Jenis kelamin laki-laki lebih banyak menderita SBS dibanding perempuan. Hasil penelitian didapatkan nilai p= 0,013 < 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna. Hasil penelitian jenis kelamin laki-laki yang mengalami SBS sebanyak 20 pegawai (38,5%) dan jenis kelamin wanita tidak mengalami SBS sebanyak 25 pegawai (64,1%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pegawai yang mengalami posisi ergonomi tidak normal dan menderita SBS lebih banyak yaitu dengan hasil 32 responden (61,5%) di banding pegawai yang mengalami posisi ergonomi normal yaitu dengan hasil 13 pegawai (33,3%), sehingga didapatkan nila p= 0,007 < 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara ergonomi dengan Sick Building Syndrom di Gedung Menara UMI.
Kata Kunci : Faktor Demografi, Ergonomi, Sick Building SyndromeReferences
Anies. 2004. Problem Kesehatan Masyarakat dan Sick Building Syndrome. Jurnal Kedokteran Yarsi, Jakarta.
Annisa. 2014. Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Dehidrasi Pada Karyawan Unit Workhsop PT. Indo Acidatama Karanganyar.
Depkes RI, 2004, Ergonomi, Pusat Kesehatan Kerj, Departemen Kesehatan RI.
Dian Yulianti, Mukhtar Ikhsan, Wiwien Heru Wiyono, 2012. “Sick Building Syndrome” Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Persahabatan, Jakarta, CDK-189/ vol. 39 no. 1.
EPA. 1991. Indoor Air Facts No. 4 Sick Building Syndrome. United States Enviromental Protection Agency
Esi, 2010. Jumlah Koloni Mikroorganisme Udara Dalam Ruang Dan Hubungannya Dengan Sick Building Syndrome (SBS) Pada Pekerja B2TKS BPPT Di Kawasan Puspitek. FKM UI. Depok
Eko Nurmianto 2003,, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Surabaya: Guna Widya, Edisi Kedua. 2008.
Guntoro, Heru. 2008. Sick Building Syndrome Penyakit Bisa Bersumber dari Kantor. IAKMI.
Laila, N. N., 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Sick Building Syndrome (SBS) Pada Pegawai di Gedung Rektorat
Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta
Nasri, M Sjahrul, Fatma Lestari, Doni Hikmat, 1998, Internal dan Pengendalian Teknik Kualitas Udara Lingkungan Kerja Gedung Bertingkat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.
Nusye. E. Zamsiar , 2016.Ketua Umum Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupsi Indonesia (PERDOKI).
Rahman. Habibi. 2013. Studi Tentang Keluhan Sick Building Syndrom (SBS) Pada Pegawai Di Gedung Rektoran Universitas Hasanuddin Makassar.
Ramlah. 2009, Studi Tentang Keluhan Sick Building Syndrome (SBS) Pada Karyawan Di Kantor Pusat Bosowa Group Kota Makassar Tahun 2008. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.
Ruth, Safira. 2009. Gambaran Kejadian Sick Building Syndrome (SBS) dan Faktor-faktor Yang Berhubungan Pada Karyawan PT Elnusa Tbk di Kantor Pusat Graha Elnusa. Skripsi. Universitas Indonesia Depok.
Spengler, Samet. 2003. Indoor Environmental and Health: Moving Into the 21st Century, Reviewing the evidence series. American Journal of Public Health vol. No.9. September 2003. http://www.pubmedcentral.nih.gov/picrender.fegi?artid=1740708&blobtype=pdf.
Tarwaka, Revisi Edisi II. Ergonomi Industri. Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi Di Tempat Kerja
DOI: https://doi.org/10.32382/sulolipu.v20i1.1479
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Media Sulolipu terindex
Media Reference Manager
didukung oleh:
Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia