ANALISIS PEMBENTUKAN LARVA AEDES AEGYPTISp TERHADAP TEMEPHOS DEMAM BERDARAH DENGUE

Stientje Stientje, Andi Yusuf, Jalil Ganesa

Abstract


Pembentukan larva dari telur berubah menjadi pupa sampai menghasilkan nyamuk Aedes aeypti sebagai vektor penyakit diantaranya Demam Berdarah Dengue (DBD). Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang diakibatkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan  vektor nyamuk Aedes aegypti yang bisa menyebar secara cepat. Dalam pengendalian vektor demam berdarah dengue (DBD) diperlukan dukungan atau partisipasi warga dalam menurunkan kasus demam berdarah diwilayah Kelurahan Turikale Kecamatan Turikale Kabupaten Maros. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pembentukan Larva Aedes aegypti terhadap temephos pada  DBD Di Kelurahan Turikale Kecamatan Turikale Kabupaten Maros pada kisaran konsentrasi. Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan menentukan pada kertas saring telur menempel dan selanjutnya dilakukan rearing dimana telur Aedes aegypti berubah menjadi jentik, dan di uji status kerentanan temephos terhadap larva Ae.aegypti.

Penelitian dilakukan dengan uji kerentanan terhadap larva berdasarkan standar WHO (Suceptability Test). Hasil menunjukkan rata-rata kematian larva pada setiap konsentrasi 0,005 mg/L, 0,01 mg/L, 0,02 mg/L dan 0,03 mg/L menunjukkan kematian larva 100% setelah kontak dengan temephos.

Kata Kunci : Larva, Temephos, Aedes aegypti Sp


Full Text:

Full Article PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, D. S. (2010). Stop Demam Berdarah Dengue. Bogor: Bogor Publ House.

Beaver, R. A., Wilding, N., Collins, N., Hammond, P., & Webber, J. (1989). Insect-fungus relationships in the bark and ambrosia beetles. Insect-Fungus Interactions, 121, 143.

Bestari, R. S., & Siahaan, P. P. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Mahasiswa Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Demam Berdarah Dengue (DBD) Terhadap Keberadaan Jentik Aedes Aegypti. Biomedika, 10(1), 1–5.

Cavalcanti, L. P. de G., Mota, L. A. M., Lustosa, G. P., Fortes, M. C., Mota, D. A. M., Lima, A. A. B., Coelho, I. C. B., & Mourão, M. P. G. (2014). Evaluation of the WHO classification of dengue disease severity during an epidemic in 2011 in the state of Ceará, Brazil. Memorias Do Instituto Oswaldo Cruz, 109(1), 93–98.

DepKes, R. I. (2005). Pencegahan dan pemberantasan demam berdarah dengue di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral PPP-PPL.

DEPKES, R. I. (1999). Paradigma Sehat Menuju Indonesia Sehat 2010. Depkes, Jakarta.

Ginanjar, G. (2008). Demam berdarah. PT Mizan Publika.

Hadi, A. C. S., Soedarto, H., & Mansoben, J. (1995). Kumpulan sari hasil penelitian Universitas Cenderawasih. [Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan], Universitas Cenderawasih.

Harié, G., Samat, A., Guglielmetti, R., De Keukeleire, D., Saeyens, W., & Van Parys, I. (1997). Photochromic Behaviour of Bis [4-(N, N-dimethylamino) phenyl]-substituted 3 H-Naphtho [2, 1-b] pyran and 2 H-1-Benzopyran. Tetrahedron Letters, 38(17), 3075–3078.

Health, W. H. O. D. of M., Abuse, S., Organization, W. H., Health, W. H. O. D. of M., Health, S. A. M., Evidence, W. H. O. M. H., & Team, R. (2005). Mental health atlas 2005. World Health Organization.

Hoedojo, R., & Sungkar, S. (1993). Parasitologi Kedokteran. Edisi Ke-2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Ikawati, B., Sunaryo, S., & Widiastuti, D. (2015). Peta status kerentanan Aedes aegypti (Linn.) terhadap insektisida cypermethrin dan malathion di Jawa Tengah. Aspirator Journal of Vector-Borne Diseases, 7(1), 23–28.

Jumar, F. A. (2000). Le commerce atlantique au Río de la Plata 1680-1778. Paris, EHESS.

Kajeguka, D. C., Kaaya, R. D., Desrochers, R., Iranpour, M., Kavishe, R. A., Mwakalinga, S., Schiøler, K. L., Alifrangis, M., Lindsay, R., & Dibernardo, A. (2017). Mapping clusters of chikungunya and dengue transmission in northern Tanzania using disease exposure and vector data. Tanzania Journal of Health Research, 19(4).

Kasper, L. F., & Petrello, B. A. (1996). Responding to ESL student writing: The value of a nonjudgmental approach. Community Review, 14(5), 5–12.

KEMENKES, R. I. (2010). Pedoman pelayanan antenatal terpadu. Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Kemkes, R. I. (2011). Modul pengendalian demam berdarah dengue. Jakarta: Dirjen P2PL Depkes RI.

Kusdarwati, R., Ratnaningtyas, A., & Meles, D. K. (2013). Uji Aktivitas Antifungi Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) Terhadap Saprolegnia sp. Secara In Vitro [Antifungal Activity Test Of Kaempferia galanga L. Extract To Saprolegnia sp. By In Vitro]. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 5(1), 23–30.

Kusuma, A. P., & Sukendra, D. M. (2016). Analisis spasial kejadian demam berdarah dengue berdasarkan kepadatan penduduk. Unnes Journal of Public Health, 5(1), 48–56.

Lloyd, J. E., Herms, D. A., Rose, M. A., & Van Wagoner, J. (2006). Fertilization rate and irrigation scheduling in the nursery influence growth, insect performance, and stress tolerance ofSutyzam’crabapple in the landscape. HortScience, 41(2), 442–445.

Mulyatno, K. C., Yamanaka, A., & Konishi, E. (2012). Resistance of Aedes aegypti (L.) larvae to temephos in Surabaya, Indonesia. Southeast Asian Journal of Tropical Medicine and Public Health, 43(1), 29.

Organization, W. H. (2004). The World health report: 2004: changing history. World Health Organization.

Organization, W. H. (2009). WHO vaccine-preventable diseases: monitoring system: 2009 global summary. World Health Organization.

Organization, W. H. (2011). WHO report on the global tobacco epidemic, 2011: warning about the dangers of tobacco. Geneva: World Health Organization.

Organization, W. H., Research, S. P. for, Diseases, T. in T., Diseases, W. H. O. D. of C. of N. T., Epidemic, W. H. O., & Alert, P. (2009). Dengue: guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control. World Health Organization.

Ponlawat, A., Scott, J. G., & Harrington, L. C. (2005). Insecticide susceptibility of Aedes aegypti and Aedes albopictus across Thailand. Journal of Medical Entomology, 42(5), 821–825.

Pratiwi, A. M. (2016). Daya Bunuh Air Perasan Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica Val) Terhadap Kematian Larva Aedes Aegypti. Universitas Negeri Semarang.

Prov, D. (2014). Sulsel.(2015). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.

Ridha, M. R., & Nisa, K. (2011). Larva Aedes aegypti sudah toleran terhadap Temepos di kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Vektora: Jurnal Vektor Dan Reservoir Penyakit, 3(2), 92–109.

Sembel, D. T. (2009). Entomologi kedokteran.

Soedarmo, S. S. P. (1983). Demam berdarah (Dengue) pada anak. Penerbit Universitas Indonesia.

Soegijanto, S. (2004). Kumpulan makalah penyakit tropis dan infeksi di Indonesia. Airlangga University Press.

Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., & Setiati, S. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing, 310, 1973–1982.

Sukmawati, S., Ishak, H., & Arsin, A. A. (2018). Uji kerentanan Untuk Insektisida Malathion Dan Cypermethrine (CYF 50 ec) Terhadap Populasi Nyamuk Aedes aegypti Di Kota Makassar dan Kabupaten Barru. HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 4(1), 41–47.

Supartha, I. W. (2008). Pengendalian terpadu vektor virus demam berdarah dengue, Aedes aegypti (Linn.) dan Aedes albopictus (Skuse)(Diptera: Culicidae). Penelitian Ilmiah, 3–6.

TAKAOKA, H., HADi, U. K., & SIGIT, S. H. (2006). A new species of Simulium (Simulium) from Sumatra, Indonesia (Diptera: Simuliidae). Medical Entomology and Zoology, 57(1), 27–34.

Taslisia, T., Rusdji, S. R., & Hasmiwati, H. (2018). Survei Entomologi, Maya Indeks, dan Status Kerentanan Larva Nyamuk Aedes aegypti terhadap Temephos. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(1), 33–41.

Trapsilowati, W., Mardihusodo, S. J., Prabandari, Y. S., & Mardikanto, T. (2015). Partisipasi masyarakat dalam pengendalian vektor demam berdarah dengue di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah. Vektora: Jurnal Vektor Dan Reservoir Penyakit, 7(1), 15–22.

Zimmermann, S., Lyon, J., Bertolin, A., Jetmalani, K., King, G., & Thamrin, C. (2015). Within-breath resistance and reactance and short-term repeatability in two forced oscillation technique devices. Eur Respiratory Soc.




DOI: https://doi.org/10.32382/sulolipu.v21i2.2272

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Media Sulolipu terindex

    

        

Media Reference Manager

       

View My Stats

Flag Counter

didukung oleh:

Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia