HUBUNGAN HYGIENE PERORANGAN DAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KEJADIAN INFEKSI KECACINGAN PADA PEMULUNG SAMPAH DI TPA TAMANGAPA KOTA MAKASSAR

Andi Ruhban, Andi Mennie Tri Rahayu

Abstract


Di Indonesia prevelansi penyakit kecacingan masih tinggi ,yaitu 45-46%. Di wilayah-wilayah tertentu dengan sanitasi buruk ,prevalansi kecacingan dapat mencapai 80%. Infeksi terjadi oleh karena tertelan telur cacing dari tanah yang terkontaminasi atau dari penetrasi aktif melalui kulit oleh larva ditanah. Kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi penyakit kecacingan diantaranya komunitas pemulung sampah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hygiene perorangan dan pemakaian alat pelindung diri dengan kejadian infeksi kecacingan pada pemulung sampah di TPA Tamangapa Kota Makassar. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah cross-sectional. Jumlah sampel 73 sampel tinja dan 73 responden, sampel dipilih secara purposive sampling. Data hygiene perorangan dan pemakaian APD pada pemulung diperoleh melalui pengamatan secara langsung berdasarkan kuesioner pengamatan, sedangkan data kejadian infeksi kecacingan diperoleh dari hasil pemeriksaan Laboratorium. Data dianalisis dengan korelasi uji chi square. Uji statistik menunjukkan bahwa variabel kebiasaan mandi (p=0,639) yang lebih besar nilainya dari p>0,05, sehingga H0 diterima. Sedangkan, variabel kebiasaan mencuci tangan (p=0,000), kebiasaan memotong kuku  (p=0,000), dan pemakaian APD (p=0,004), yang lebih kecil dari p<0,05, sehingga Ha diterima. Hasil penelitian hampir semua sampel (99%) terdapat telur cacing. Kesimpulan dari penelitian ini adalah infeksi kecacingan tidak berhubungan dengan kebiasaan mandi, akan tetapi, berhubungan dengan kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan memotong kuku, dan pemakaian APD. Untuk itu diharapkan bagi pemulung sampah, agar memperhatikan hygiene perorangan saat selesai bekerja di Tempat Pembuangan Akhir sampah Tamangapa Kota Makassar.

 

Kata kunci: Hygiene Perorangan, Alat Pelindung Diri, Kejadian Infeksi Kecacingan, Pemulung Sampah

Full Text:

PDF

References


Adhi Kumoro Setya. 2014. Parasitiologi Praktikum Analis Kesehatan. Jakarta: EGC

Akhsin Zulkoni. 2011. Parasitiologi untuk Keperawatan, Kesehatan Masyarakat dan Teknik Lingkungan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Amelia Pratiwi. 2017.Gambaran Hygiene Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri Pada Pemulung Sampah TPA Tamangapa Antang Kota Makassar. Universitas Muslim Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat. (Skripsi Tidak Dipublikasikan)

Anizar. 2010. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arpan Tombili dan Rizky Mardewi. 2010. Study Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Tentang Alat Pelindung Diri pada Petugas Pengumpul Sampah di Dinas Kebersihan Kota Kendari. (online). http://www.academia.edu/. Diakses pada tanggal 05 Januari 2018

Cynthia Agustini. 2016. Hubungan Antara Personal Hygiene dengan Gambaran Telur Soil Transmitted Helminths (STH) pada Kuku Jari Tangan Siswa SDN 27 Anak Air, Kota Tangah, Padang. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Andalas Padang.(Online).http://scholar.unand.ac.id/ . Diakses pada tanggal 17 Desember 2017

Depkes.1990. Penanggulangan Penyakit Cacing. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dewi Puspa Rianda. 2014. Pengetahuan dan Tindakan Personal Hygiene Pemulung Sampah di TPA Ganet Tanjung Pinang. Jurnal Kesehatan. 5 (2): 162 – 166. (online). http:// poltekkes -tjk. ac. id/. Diakses pada tanggal 28 Desember 2017.

Elmer R. dan Noble. 1989. Parasitiologi Biologi Parasit Hewan. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.

Faras Handayani.2017. Hati – Hati Cacing Menular. (online). http:// press reader.com//. Diakses pada tanggal 20 Desember 2017

Ganda husada. S. 2004. Parasitiologi Kedokteran. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hendra Widodo.2013.Parasitiologi Kedokteran. JogJakarta: D-Medika.

IrhamSiregar,dkk.2013.Hubungan Personal Hygiene dengan Penyakit Cacing (Soil Transmitted Helminths) pada Pekerja Tanaman Kota Pekanbaru. Jurnal Kajian Lingkungan. 1 (1): 93-102. (online). http://ejournal.unri. ac.id/. Diakses pada tanggal 24 Desember 2017.

Kartika Ikawati, dkk. 2016. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sanitasi Lingkungan terhadap Kecacingan pada Pemulung. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat.2 (4): 63-73. (online). http:// jurnal. Stikes cendekia utama kudus.ac.id//. Diakses pada tanggal 18 Desember 2017

KoesIrianto.2009. Panduan Praktikum Parasitiologi Dasar. Bandung: Yrama Widya.

Laily Isro’in. 2012. Personal Hygiene. Jakarta: Graha Ilmu.

Lezdyana NurIslami, dkk. 2014. Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri dengan Kejadian Infeksi Cacing pada Pekerja Sampah. Jurnal.2 (1): 109-112. (online). http://ojs,uho.ac.id/. Diakses pada tanggal 22 Desember 2017

Musfira Abdulla. 2016. Hubungan Perilaku Hygiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan Pada Pemulung Sampah di TPA Antang Kota Makassar. Poltekkes Kemenkes Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan. (KTI Tidak Dipublikasikan).

Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Republik Indonesia. 2010. Peraturan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

Rizka Yunidha Anwar, Nuzulia Irawati, dan Machdawaty Masri. 2013. Hubungan antara Hygiene Perorangan dengan Infeksi Cacing Usus (Soil Transmited Helmints) padaSiswa SDN 25 dan 28 Kelurahan Purus,Kota Padang.Jurnal Kesehatan Andalas. 5 (3): 600-607. http://jurnal.fk.unand.ac.id/. Diakses pada tanggal 27 Desember 2017.

Sugeng Budiono, dkk. 2003. Hiperkes dan KK Edisi ke II. Semarang: BP Universitas Diponegoro.

Suma’mur.P.K. 1989. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT.Gunung Agung.

Surahmah Asti Mulasari dan Damaiyanti Maani. 2013. Hubungan Antara Kebiasaan Penggunaan Alat Pelindung Diri dan Personal Hygiene dengan Kejadian Infeksi Kecacingan pada Petugas Sampah di Yogyakarta.Jurnal Ekologi Kesehatan. 12 (2): 161-170. (online). http://ejournal.litbang.depkes.go.id/. Diakses pada tanggal 08 Januari 2018

Tasiana. 2009. Definisi Pemulung. (online) http://ektasia.com/. Diakses pada tanggal 10 Januari 2018.

Ummul Waqiah. 2016. Hubungan Hygiene Perorangan dengan Kejadian Infeksi Kecacingan Pada Pemulung Anak Usia Sekolah Dasar di TPA Antang Makassar. Universitas Islam Negeri Alauddin Fakultas Kesehatan Masyarakat. (Skripsi Tidak Dipublikasikan)

WHO. 2011. Soil transmitted helminth infections. (online).http://www.who.int/. Diakses pada tanggal 10 Januari 2018

WHO. 2015. World Health Organization anda partners unveils new coordinate approach to treat millions suffering from neglected tropical diseases. (online). http://www.who.int/. Diakses pada tanggal 12 Januari 2018

Wiwik Mulyani. 2012. Pemulung. (online). http://wiwikmulyani.blogspot.com// . Diakses pada tanggal 13 Januari 2018.

Zulfiana Riswanda. 2017. Hubungan Infeksi Soil Transmitted Helminth (STH) dengan Pertumbuhan dan Status Anemia Siswa Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus. Skripsi. Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung. (online). http://digilib.unila.ac.id/. Diakses Pada tanggal 14 Januari 2018 .




DOI: https://doi.org/10.32382/sulolipu.v18i2.1141

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Media Sulolipu terindex

    

        

Media Reference Manager

       

View My Stats

Flag Counter

didukung oleh:

Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia