GAMBARAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA PENTOL GORENG DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BAROMBONG KABUPATEN GOWA
Abstract
Pentol goreng adalah sebutan untuk sejenis jajanan yang berbentuk bakso yang dijual di Depan Sekolah Dasar. Hal tersebut memudahkan pentol goreng terkontaminasi dengan bakteri yang terbawah dengan debuh yang hinggap dimakanan (Pentol Goreng) bakteri merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit.
Tujuan untuk mengetahui keberadaan bakteri Angka Lempeng Total(ALT) pada pentol goreng di Sekolah Dasar di Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. Penelitian ini merupakan observasional dengan pendekatan deskriptif yang akan memberikan gambaran tentang kualitas bakteriologis Angka Lempeng Total (ALT) pada pentol goreng pada Sekolah Dasar Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. Dengan jumlah sampel sebanyak 7 penjual pentol goreng.
Hasil penelitian ini dengan jumlah sampel sebanyak 7 sampel diperoleh hanya 1 sampel pentol goreng yang memenuhi syarat menurut SNI 7388 tahun 2009 Tentang Batasan Maksimum Cemaran Mikroba Dalam Pangan.
Dapat disimpulkan bahwa uji laboratorium yang telah dilakukan pada pentol goreng yang dijual di Kabupaten Gowa maka diperoleh hasil postif mengandung jumlah kuman pada pentol goreng. Diharapkan pada seluruh penjual pentol goreng yang ada di Sekolah Dasar Kecamatan barombong Kabupaten Gowa agar menjaga kebersiahan hygiene dan sanitasi dengan baik.
Kunci : Pentol Goreng, Hygiene Sanitasi, Angka Lempeng Total
References
Anwar. H Dkk.1987 Pedoman Bidang Studi Sanitasi Makanan dan Minuman pada Instansi Tenaga Sanitasi. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI.
Aris Rivaldi wicaksono. 2016. Identifikasi Bakteri Escherichia coli dan shigella sp. Terhadap jajanan Cilok pada Lingkungan SD Negeri di Cirendeu, Pisang, dan Cempaka Putih.
Arisman. 2009. Buku Ajaran Ilmu Gizi Keracunan Makanan, Jakarta: EGC (online), https://repository. Uinjkt.ac.id, diakses tanggal 25 januari 2019.
Azrul Azwar, (1990). Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya, cetakan pertama.
Departemen Kesehatan (2004). Tentang Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman (Online). http://reporsitory.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 11 februari 2019.
Depkes. RI. 2006. Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah Dasar, Departemen Kesehatan RI, Jakarta (Online), https://repository.usu.ac.id, Diakses 24 januari 2019.
Entjang Indan (2001). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT.Citra Aditya Bakti
Inayah dan Zaenab. 2017. Buku Panduan Pratikum Penyehatan Makanan Minuman. Makassar : Politeknik Makassar Jurusan Kesehatan Makassar.
Moehji, Sjahmein. 2003. Ilmu Gizi 2 (penanggulangan Gizi Buruk). Jakarta : paparan sinar sinanti. (online), https://www.opac.unisayoga.ac.id, diakses 25 januari 2019.
Nataya Ani Isabella Purlianto (2015). Uji Angka Lempeng Total dan Identifikasi Escherichia coli jamu pahitan brotowali yang diproduksi oleh penjual jamu gendong keliling di wilayah tonggalan klaten tengah, (Online) https://repository.usd.ac.id. Diakses pada tanggal 11 Februari 2019.
Rusdin Rauf . 2013. Sanitasi Pangan & HACCP. Yogyakarta: Graha Ilmu, cetakan pertama
Siti Fathona (2005). Hygiene dan sanitasi makanan. Semarang.Fakultas Teknik Universitas Semarang. (Online). https://eprints.ung.ac.id.Diakses 25 januari 2019.
SNI 7388, 2009. Tentang Batasan Maksimum Cemaran Mikroba (Online) (https://www.academia.edu/9959536/SNI_7388-2009_-_Batasan_Maksimum_Cemaran_Mikroba_dalam_Pangan diakses pada tanggal 17 Juni 2019).
Sridianti. 2016. Pengertian bakteri . (online). (https://www.vebma.com di akses 25 januari 2019).
Sri Rejeki (2015). Sanitas hygiene dan K3 (kesehatan dan keselamatan kerja). Bandung : Rekayasa sains.
DOI: https://doi.org/10.32382/sulolipu.v19i2.1212
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Media Sulolipu terindex
Media Reference Manager
didukung oleh:
Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia