KEMAMPUAN EKSTRAK DAUN PEPAYA DAN DAUN PANDAN SEBAGAI LARVASIDA NABATI DALAM MEMATIKAN JENTIK AEDES AEGYPTI
Abstract
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopicthus.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun pepaya dan daun pandan sebagai larvasida nabati dalam mematikan jentik Aedes aegypti.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan bahan aktif ekstrak daun pepaya dan daun pandan sebagai larvasida nabati dalam mematikan jentik nyamuk Aedes Aegypti dengan replikasi percobaan dilakukan tiga kali.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dosis yang mampu mencapai 100% yaitu pada dosis 5% terdapat pada Ekstrak daun pepaya, sedangkan pada Ekstrak daun pandan presentase tertinggi mencapai 85% pada dosis 5%. Ekstrak daun pepaya di katakan lebih efektif sebagai larvasida nabati dalam mematikan jentik Aedes aegypti karena presentase kematian yang di peroleh adalah >90.0% pada dosis 5% yaitu 100% kematian jentik Aedes aegypti. Sedangkan Ekstrak daun pandan dikatakan kurang efektif karena presentase kematian jentik Aedes aegypti yang diperoleh adalah < 90,0 pada dosis 5% yaitu 85% kematian jentik Aedes aegypti.
Kesimpulan bahwa Jumlah persentase kematian pada Ekstrak daun pepaya mencapai 100%, sedangkan pada Ekstrak daun pandan jumlah persentase kematian jentik tertinggi mencapai 85%. Saran yang diberikan yaitu Bagi masyarakat agar memanfaatkan daun pepaya dan daun pandan sebagai larvasida nabati yang ramah lingkungan dalam mematikan jentik Aedes aegypti.
Kata Kunci : Larvasida nabati dan Jentik Aedes aegypti.References
Ahmad Hamsir dkk. 2013. Pengendalian Vektor Dan Binatang Pengganggu.A. Makassar. Kementerian Kesehatan RI Politeknik Kesehatan Makassar.
Anonim B. Efektifitas ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) untuk mengendalikan nyamuk aedes aegypti. 2012.(http://etheses.uinmalang.ac.id/488)(online). Diakses 12 desember 2018
Dinkes Sulsel. 2017. 1.363 Orang Di Sulsel Terserang DBD Sepanjang 2017. (online) (http://news.rakyatku.com) di akses 18 desember 2018
Fadhillah Nur. 2013. Kemampuan ekstrak daun pepaya (carica papaya) dalam mengendalikan nyamuk aedes aegypti. Makassar: Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan.(KTI tidak dipublikasikan)
Fahmi Nurul. 2017. Efektivitas daun dan bunga tanaman sukun(artocarpus altilis)sebagai anti nyamuk mat elektrik dalam membunuh nyamuk Aedes aegypti. Makassar: Politeknik kesehatan makassar jurusan kesehatan lingkungan. (SKRIPSI tidak dipublikasikan)
Kementerian RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia.Makassar:Kementerian Kesehatan RI.
Moko Mauliddin.2015. Penularan dan siklus hidup virus dengue sebagai penyebab DBD. (online)(http://garisbatas.com/penyebab-dan-penularan-dbd/ Diakses 18 desember 2018)
Putri Ariani Ayu. 2016. Buku demam berdarah dengue (DBD). Yogyakarta: Nuha Medika.
Putri, Nadia. 2016. Buku Pintar Virus Zika. Yogyakarta: Flashbooks
Safitri A.M, 2017. Demam berdarah dengue. (Online)(http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-dbd.pdf. Diakses pada 22 januari 2018
Sembel, Dantje T. 2009. Entomologi Kedokteran. Edisi Yogyakarta : Andi Off Set. Cetakan pertama.
Soegeng Soegijanto.2012. Buku Demam Berdarah Dengue, Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga University Press.
Stevan F. Sende. 2013. Kemampuan ekstrak daun pandan wangi (pandanus amaryllifolius) untuk membunuh nyamuk aedes aegypti. Makassar: Politeknik kesehatan makassar jurusan kesehatan lingkungan. (KTI tidak dipublikasikan).
Sumantri, Arif. 2015. Kesehatan Lingkungan. Edisi ketiga. Jakarta : kencana predana media group.
Susi.Soviana,2016.http://journal. Ui.ac.id/index/.php/e.JKI/viewfile/1991/1999.(online)Diakses 12 desember 2018.
Wahyuni Sahani dkk, 2018. Buku Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Makassar: Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Widyastuti, Umi. 2009. “Pengendalian nyamuk Aedes Aegypti menggunakan Mesocydops Aspericornis melalui Partisipasi Masyarakat.” 109. (2), 563-566.(online) di akses tanggal 12 desember 2018
DOI: https://doi.org/10.32382/sulolipu.v19i2.1347
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Media Sulolipu terindex
Media Reference Manager
didukung oleh:
Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia